0

Technical Summary IAS 17 " SEWA "

Published at 17.38 in

Ringkasan Teknis
Ekstrak ini disusun oleh IASC Yayasan staf dan belum disetujui oleh IASB. Untuk referensi persyaratan harus dilakukan untuk Standar Pelaporan Keuangan Internasional.IAS 17 Sewa
Tujuan Pernyataan ini adalah mengatur, baik bagi lessee maupun lessor, yang sesuai kebijakan akuntansi dan pengungkapan untuk diterapkan dalam hubungannya dengan sewa. Klasifikasi sewa diadopsi dalam Pernyataan ini didasarkan pada sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan terkait dengan kepemilikan penghargaan. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Sewa dalam laporan keuangan lessee antara lain :
1. Sewa Operasi
Sewa pembayaran dicatat sebagai sewa operasi diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama masa sewa kecuali dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat pengguna.
2. Sewa Pembiayaan
Pada akhir masa sewa, lessee harus mengakui sewa pembiayaan sebagai aktiva dan kewajiban di neraca pada nilai sama dengan nilai wajar sewa properti atau, jika lebih rendah, nilai kini dari pembayaran sewa minimum, masing-masing ditentukan pada awal sewa. Tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam menyewakan, jika ini dapat ditentukan dengan praktis, jika tidak, suku bunga pinjaman inkremental lessee harus digunakan. Biaya langsung awal dari lessee ditambahkan ke jumlah yang diakui sebagai aset. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara beban keuangan dan bagian pengurangan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan bunga atas sisa kewajiban. Rental kontinjen dibebankan sebagai beban dalam periode dimana terjadinya. Suatu sewa keuangan menimbulkan beban penyusutan untuk aset serta membiayai biaya untuk setiap periode akuntansi. Kebijakan penyusutan untuk didepresiasi aktiva sewa guna usaha harus konsisten dengan aset tetap yang dimiliki sendiri, dan penyusutan yang diakui dihitung sesuai dengan IAS 16 properti tetap dan 38 IAS aset tidak berwujud. Jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset tersebut akan sepenuhnya disusutkan selama lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaatnya.

Sewa dalam laporan keuangan lessor antara lain :
1. Sewa Operasi
Lessor mengakui aset untuk sewa operasi di neraca sesuai sifat aset tersebut. Kebijakan penyusutan untuk asset sewaan harus konsisten dengan kebijakan penyusutan normal lessor untuk asset sejenis, dan penyusutan dihitung sesuai dengan IAS 16 dan IAS 38. Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui dalam laba rugi dengan garis lurus selama masa sewa, kecuali dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan waktu pola di mana penggunaan manfaat yang diperoleh dari aset sewaan berkurang
2. Sewa Pembiayaan
Lessor mengakui aset sewa pembiayaan di neraca dan sekarang mereka sebagai tagihan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto.Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu konstantaperiodik tingkat pengembalian atas investasi bersih lessor dalam sewa pembiayaan.Produsen atau agen lessor harus mengakui penjualan periode laba atau lossin, dalamsesuai dengan kebijakan yang diambil oleh entitas untuk penjualan langsung. Jika artifisial rendahtingkat bunga dikutip, keuntungan penjualan harus dibatasi pada apa yang akan berlakujika tingkat bunga pasar dibebankan. Biaya yang dikeluarkan oleh produsen atau dealerlessor dalam hubungannya dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban apabila keuntungan penjualan diakui.

Transaksi Jual dan Sewa Balik
Sebuah transaksi penjualan dan penyewaan kembali melibatkan penjualan aset dan penyewaan kembali aset yang sama. Pembayaran sewa dan harga jual biasanya saling bergantung karena keduanya dinegosiasikan sebagai suatu paket. Perlakuan akuntansi untuk transaksi jual dan sewa balik bergantung pada jenis sewanya.


0

Akuntansi Komparatif Eropa

Published at 23.06 in

Kelompok delapan Anggota Kelompok : Ermia Fayana 20208453 Pipit Nurfitriyati 20208953 Yoni alberd saragih 21208409 Akuntansi Komparatif : Eropa Bab ini berfokus pada lima anggota Uni Eropa (EU) : Republik Ceko, Prancis, Jerman, Belanda, dan Inggris. Prancis, Jerman, dan Belanda merupakan anggota asli Masyarakat Ekonomi Uni Eropa ketika organisasi tersebut didirikan pada tahun 1957. Inggris bergabung pada tahun 1973. Keempat Negara ini memiliki ekonomi yang berkembang pesat dan merupakan rumah bagi banyak perusahaan multinasoinal terbesar dunia. Keempat Negara tersebut merupakan beberapa pendiri International Accounting Standards Committee (sekarang lebih dikenal dengan International Accounting Standard Board, atau IASB), dan memiliki peranan penting dalam mengatur agendanya, Republik Ceko merupakan sebuah Negara dengan perekonomian yang “berkembang”. Pada tahun 1989 saat anggota blok Soviet telah pecah, Negara ini berubah dari sebuah ekonomi terencana menjadi ekonomi pasar. Perkembangan akuntansi di Negara tersebut merupakan gambaran dari Negara-negara lain dalam blok Soviet, Republik Ceko bergabung dalam Uni Eropa pada tahun 2004. Beberapa Pengamatan Tentang Standard an Praktik Akuntansi Standar akuntansi merupakan regulasi atau peraturan yang mengatur pengolahan laporan keuangan. Susunan standar merupakan proses perumusan standar akuntansi. Jadi, standar akuntansi merupakan hasil dari susunan standar. Namun, praktik yang sebenarnya bisa saja menyimpang dari apa yang diharuskan standar. Susunan standar akuntansi biasanya menggabungkan kombinasi dari kelompok-kelompok sektor umum dan sektor swasta. Sektor swasta meliputi profesi akuntansi dan kelompok-kelompok lain yang dipengaruhi oleh proses pelaporan keuangan. Sektor umum meliputi perwakilan-perwakilan seperti petugas pajak, perwakilan pemerintah yang bertanggung jawab atas hokum komersial, dan komisi keamanan. Hubungan antara standar akuntansi dan praktik akuntansi sangat rumit, dan tidak selalu bergerak dalam gerakan satu arah. Praktik bisa dipengaruhi dalam oleh tekanan pasar, seperti tekanan-tekanan yang berhubungan dengan persaingan pendapatan dalam pasar modal. IFRS Dalam Uni Eropa Kecenderungan dalam laporan keuangan menghadap kearah kewajaran penyajian, setidaknya bagi laporan keuangan gabungan. Pada tahun 2002, Uni Eropa menyetujui sebuah aturan akuntansi yang mengharuskan semua perusahaan Uni Eropa yang terdaftar dalam sebuah pasar resmi untuk mengikuti IFRS dalam laporan keuangan gabungan mereka, dimulai pada tahun 2005. Untuk memahami akuntansi di Eropa, seseorang harus bisa memahami IFRS dan persyaratan akuntansi setempat. Banyak perusahaan akan memilih untuk mengikuti persyaratan setempat diperusahaan-perusahaan di mana IFRS digunakan. Laporan Keuangan Laporan keuangan IFRS terdiri atas neraca gabungan, laporan laba rugi, laporan kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan penjelasan. Ungkapan penjelasan harus mencakup : • Kebijakan akuntansi yang diikuti. • Penilaian yang dibuat oleh manajemen dalam menerapkan kebijakan akuntansi yang penting. • Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber-sumber penting tentang ketidakpastian estimasi. Patokan Akuntansi Dalam IFRS, semua kombinasi bisnis dianggap sebagai pembelajaran. Goodwill merupakan perbedaan antara harga pasar dari pertimbangan yang ada dan harga pasar dari asset cabang, kewajiban, dan kewajiban bersayarat. Goodwill yang negatir harus segera diakui dalam pendapatan. Entitas-entitas yang dokontrol bersama-sama bisa dibukukan, baik untuk gabungan yang proporsional atau metode ekuitas. Penanaman modal dalam perusahaan gabungan dibukukan dengan metode ekuitas. Translasi laporan keuangan dari operasi asing didasarkan pada konsep mata uang fungsional. Mata uang fungsional merupakan lingkaran ekonomi utama di mana entitas asing tersebut beroperasi. Mata uang tersebut bisa berupa mata uang yang sama yang digunakan oleh perusahaan induk untuk menyususn laporan keuangannya atau mata uang yang berbeda, mata uang asing. (a) jika entitas asing memiliki mata uang fungsional yang berbeda dari mata uang dalam laporan perusahaan induk, maka laporan keuangannya akan ditranslasikan dengan menggunakan metode tariff yang ada dengan penyesuaian hasil transalasi yang dicakup dalam ekuitas pemegang saham. (b) jika entitas asing memiliki mata uang yang sama dengan mata uang laporan perusahaan induk, laporan keuangan ditranslasikan sebagai berikut : • Tingkat akhir tahun untuk artikel moneter • Tingkat bursa berdasarkan tanggal transaksi untuk artikel non-moneter yang diterima pada nilai perolehan • Tingkat bursa berdasarkan tanggal penilaian untuk artikel non-moneter yang diterima pada nilai wajar Penyesuaian transalasi dimasukkan dalam pendapatan periode yang sednag berjalan. (c) jika entitas asing memiliki mata uang fungsional dari sebuah ekonomi dengan inflasi yang sangat tinggi, laporan keuangannya pertama kali diulangi untuk efek inflasi, selanjutnya ditranslasikan dengan menggunakan metode tarif yang telah dijelaskan sebelumnya. Asset dinilai berdasarkan harga perolehan atau harga pasar. Jika metode yang digunakan , revaluasi harus digunakam secara teratur dan semua barang dari kelas tertentu harus dinilai kembali. Pinjaman keuangan dikapitalisasi dan diamortisasi, sementara pinjaman operasional pada dasar yang sistematis, biasanya membayar utang pinjaman pada dasar garis lurus. Sistem Akuntansi Kauangan Lima Negara Prancis Prancis merupakan penyokong utama dunia dalam kesamaan akuntansi nasional. Menteri Ekonomi Nasional menyetujui Plan Comptable General formal yang pertama pada September 1047. Plant Comptable General berisi : • Tujuan dan prinsip laporan dan akuntansi keuangan • Definisi asset, utang, ekuitas pemeganga saham, pendapatan, dan pengeluaran • Aturan-aturan dan valuasi pengakuan • Daftar akun, persyaratan penggunaannya, dan persyaratan tata buku dan lainnya yang telah distandardisasi • Contoh laporan keuanangan dan aturan presentasinya Perintah penggunaan daftar akun nasional yang sama tidak membebani bisnis Prancis karena ketentuannya sangant diterima dalam praktik. Akuntansi pRancis sangat terhubung dengan ketentuan yang memungkinkan untuk mengabaikan fakta bahwa legislasi komersil dan undang-undang perpajakan yang mengatur banyak akuntansi dan laporan keuangan Prancis yang sebenarnya. Undang-undang pajak penghasilan yang pertama dibuat pada tahun 1914, dengan demikian menghubungkan perpajakan dan keharusan untuk menyimpan catatan akuntansi. Dasar utama untuk regulasi akuntansi di Prancis adalah Undang-undang Akuntansi 1983 dan Dekrit Akuntansi 1983, yang menjadikan Plan Comptable General suatu kewajiban bagi semua perusahaan. Setiap perusahaan harus membuat sebuah panduan akuntansi jika dianggap perlu untuk memahami dan mengatur proses akuntansi. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi Ada lima perusahaan besar yang terlibat dalam penyusunan atandar di Prancis : 1. Counseil National de la Comptabilite, atau CNC (Badan Akuntansi Nasional) 2. Comite de la Reglementation Comptable, atau CRC (KOmite Regulasi Akuntansi) 3. Autorite des Marches Financiers, atau AMF (Otoritas Pasar Keuangan) 4. Ordre des Experts-Comptable, atau OEC (Institute Akuntan Publik) 5. Compagnie National des Commissaires aux Comptes, atau CNCC (Institute Nasional Undang-undang Auditor CNC terdiri dari 58 anggota yang mewakili profesi akuntansi, pegawau sipil, dan atasan, persatuan dagang, dan kelompok-kelompok sektor swasta lainnya. Sebuah Urgent Issue Committee tergabung dalam CNC untuk menyelesaikan masalah-masalah akuntansi yang memerlukan resolusi yang cepat. Penunjukkan dalam CNC sangat bergengsi, dan rekomendasinya sangat berbobot. Oleh karena kebutuhan akan cara penyediaan otoritas pengaturan yang luwes dan cepat untuk standar akuntansi. CRC didirikan pada tahun 1998. CRC mengubah pengaturan dan rekomendasi CNC menjadi regulasimyang mengikat. Perusahaan-perusahaan Prancis secara tradisional kurang bergantung pada pasar modal daripada sumber-sumber keuangan lainnya. Organisasi Prancis-AMF- yang sepadan dengan Securities and Exchange AS memiliki pengaruh penting yang terbatas pada susunan standar akuntansi. AMF mengawsai masalah-masalah pasar yang baru dan operasi pasara regional dan nasional. AMF memiliki otoritas untuk mengeluarkan aturan laporan dan pengungkapan tambahan untuk perusahaan yang terdaftar. AMF bertanggung jawab untuk melaksanakan pemenuhan persyaratan laporan oleh perusahaan-perusahaan Prancis yang terdaftar. Ada dua divisi yang memeriksa kepatuhannya. Division of Corporate Finance (SOIF) mengadakan sebuah tinjauan umum tentang aspek-aspek hokum, ekonomi, dan keuangan dari berkas-berkas dokumen AMF (termasuk laporan tahunan). Accounting Division (SACF) memeriksa kepatuhan standar akuntansi. Praktik akuntansi public dan hak untuk mendapatkan gelar expert-comptable dibatasi untuk para anggota OEC, yang terikat dengan klien untuk menjaga dan meninjau catatan akuntansi dan mempersiapkan laporan keuangan. OEC berada dibawah yurisdiski Menteri Ekonomi dan Keuangan. Sebaliknya, CNCC berada dibawah yurisdiski Menteri Kehakiman. Menurut undang-undang hanya auditor resmi yang boleh mengaudit dan memberikan opini tentang laporan keuangan. Audit di Prancis secara umum sama dengan padanannya ditempat lain. Namun, auditor Prancis harus melapor kepada auditor Negara bagian untuk setiap tindakan criminal yang mereka dapati selama masa audit. AMF bertanggung jawab untuk mengawasi audit perusahaan-perusahaan yang terdaftar. Namun, AMF bergantung pada komite CNCC untuk melakukan tinjauan mutu audit demi kepentingannya. Dengan penetapan bersama AMF, CENA memeriksa audit dari setiap perusahaan yang terdaftar sedikitnya sekali dalam 6 tahun. Pemeriksaan lebih lanjut juga dilakukan dalam kasus-kasus dimana pekerjaan auditor dianggap tidak sempurna. Laporan Keuangan Perusahaan di Prancis harus melaporkan hal-hal berikut : 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Catatan atas laporan keuangan 4. Laporan direktur 5. Laporan auditor keuangan dari semua perusahaan dan perusahaan kewajiban terbatas lainnya di atas ukuran tertentu harus diaudit. Perusahaan-perusahaan besar juga harus mempersiapkan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pencegahan kebangkrutan bisnis dan sebuah laporan nasional, yang keduanya merupakan ciri khas Prancis. Untuk memberikam tinjauan yang baik dan benar, laporan keuangan harus disiapkan sesuai dengan legislasi dan dengan keyakinan yang baik. Fitur signifikan dalam laporan keuangan Prancis adalah persyaratan untuk penulisan catatan kaki yang ekstensif dan rinci, termasuk hal-hal berikut : • Penjelasan pengukuran aturan yang digunakan (misalnya kebijakan akuntansi) • Perlakuan akuntansi untuk barang dengan mata uang asing • Laporan perubahan dalam asset tetap dan depresinya • Rincian provisi • Rincian setiap revaluasi • Laporan utang dan piutang menurut waktunya • Daftar anak perusahaan dan pembagian saham • Jumlah tanggungan pensiun dan kepentingan pengunduran diri lainnya • Rincian pengaruh pajak pada laporan keuangan • Jumlah rata-rata karyawan yang diurutkan menurut kategorinya • Analisis perputaran menurut aktivitas dan secara geografis Laporan direktur mencakup sebuah tinjauan tentang aktivitas perusahaan selama satu tahun, prospek masa depan perusahaan, kejadian penting pasca-disusunnya neraca, aktivitas riset dan pengembangan, dan sebuah ringkasan tentang hasil perusahaan selama lima tahun terakhir. Laporan keuanagan dari perusahaan komersil harus diaudit, kecuali untuk perusahaan kecil, kewajiban terbatas, dan kemitraan. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar harus memberikan laporan sementara per enam bulan dan dimulai pada tahun 2003, hasil dari kegiatan lingkungan mereka. Di antara hal yang lain, harus ada informasi yang diberikan untuk : • Pemakaian air, bahan baku, dan energy, dan tindakan yang diambil untuk meningkatkan efesiensi energy • Aktivitas untuk mengurangi polusi di udara, air, atau tanah, termasuk polusi suara, dan biayanya • Jumlah penyisihan untuk risiko terkait lingkungan Undang-undang Prancis juga berisi ketentuan yang ditujukan untuk mencegah kebangkrutan. Pemikirannya adalah bahwa perusahaan yang memiliki pemahaman yang baik tentang masalah keuangan internal mereka dan mempersiapkan pyoyeksi yang aman bisa menghindari masalah keuangan dengan lebih baik. Maka, perusahaan-perusahaan yang lebih besar mempersiapkan 4 dokumen: laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan atau laporan arus kas, laporan estimasi laba rugi, dan sebuah rencana bisnis. Dokumen-dokumen ini tidak diaudit, tapi hanya diperiksa oleh auditor. Dokumen-dokumen tersebut hanya dikirimkan kepada dewan direktur dan perwakilan pegawai. Jadi, informasi ini dirancang sebagai sebuah sinyal peringatan awal internal untuk manajemen dan pekerja. Patokan Akuntansi Perusahaan-perusahaan Prancis yang terdaftar mengikuti IFRS dalam laporan keuangan gabungan mereka, dan perusahaan-perusahaan yang tidak terdaftar juga mempunyai pilihan ini. Namun, semua perusahaan Prancis harus mengikuti regulasi tetap dari ketentuan pada tingkat perusahaan pribadi. Akuntansi untuk perusahaan pribadi merupakan dasar hokum untuk membagikan deviden dan menghiting penghasilan wajib pajak. Asset-asset berwujud biasanya dihiting berdasarkan nilai perolehan. Walaupun revaluasi diperbolehkan , tetap dikenakan pajak sehingga jarang ditemukan dalam prakteknya. Asset-asset didepresiasikan menurut ketentuan pajak, biasanya dengan menggunakan metode garis lurus atau saldo menurun. Persediaan harus dihitung pada nilai terendah atau nilai yang dapat dicapai dengan menggunakan metode first in, first out (FIFO) atau metode rata-rata tertimbang. Biaya riset dan pengembangan dibebankan pada saat terjadinya, tapi bisa dikapitalisasi dalam keadaan-keadaan tertentu. Jika dikapitalisasi, biaya riset dan pengembangan harus diamortisasi kurang dari lima tahun. Asset-asset yang dipinjamkan tidak dikapitalisasi, dan biaya sewa dibebankan. Kepentingan pensiun dan pengunduran diri biasanya dibebankan ketika dibayarkan, dan tanggungan masa depan jarang diakui sebagai hutang. Adanya hubungan antara catatan parusahaan dan pajak penghasilan, perusahaan tidak menghitung pajak yang ditangguhkan dalam laporan keuangan pribadi. Simpanan wajib harus diadakan dengan perhitungan 5% dari penghasilan per tahun hingga simpanannya sesuai dengan 10% modal awal. Dengan adanya pengecualian, antara Prancis mengenai laporan keuangan gabungan yang mengikuti pendekatan isi pokok laporan kewajaran penyajian daripada bentuknya. Dua pengecualian tersebut yaitu bahwa utang untuk kepentingan pasca-pekerjaan tidak harus diakui dan pinjaman keuangan tidak perlu dikapitalisasi. Pajak-pajak yang ditangguhkan dihitung menggunakan metode kewajiban, dan dipotong ketika pembalikan perbedaan waktu bisa diperkirakan. Metode pembelian biasanya digunakan untuk menghitung kombinasi bisnis. Goodwill biasanya dikapitalisasi dan diamortisasi ke dalam pendapatan, tapi tidak ada jangka waktu tertentu periode amortisasi yang spesifik. Jerman Iklim akuntansi Jerman terus berubah semenjak akhir Perang Dunia II. Pada masa itu, akuntansi bisnis menekankan daftar akun nasional dan seksional (seperti di Prancis). Commercial Code menetapkan beragam prinsip tentang “pembukuan yang rapi”, dan audit yang mandiri hampir tidak selamat dari perang. Dalam sebuah kejadian besar, Corporation Law tahun 1965 memindahkan sistem laporan keuangan Jerman kea rah pemikiran Inggris-Amerika (tapi hanya untuk perusahaan-perusahaan yang besar). Dibutuhkan lebih banyak pengungkapan, penggabungan terbatas, dan laporan manajeman perusahaan. Pada awal tahun 1970-an Uni Eropa mulai mengeluarkan perintah penyelarasnnya, di mana Negara-negara aggotanya diwajibkan untuk menggabungkan diri dengan undang-undang nasionalnya. Legislasi ini luar biasa karena (1) menggabungkan semua persyaratan akuntansi, laporan keuangan, pengungkapan, dan audit Jerman ke dalam satu undang-undang; (2) undang-undang tunggal ini ditetapkan menjadi buku ketiga dari German Commercial Code (HGB) dan (3) peraturan ini sebagian besar didasarkan pada konsep dan praktik Eropa. Ada dua undang-undang baru yang dikeluarkan pada tahun 1998. Undang-undang yang pertama menambahkan sebuah paragraph baru dalam buku ketiga German Commercial Code yang memungkinkan perusahaan yang mengeluarkanekuitas atau utang pada pasar modal resmi untuk menggunakan prinsip akuntansi internasional dalam laporan keuangan gabungan mereka. Undang-undang yang kedua memungkinkan adanya penetapan perusahaan sektor swasta ungtuk menyusun standar akuntansi bagi laporan keuangan gabungan. Undang-undang perpajakn juga sangat menentukan akuntansi komersial. Prinsip penentuan menyatakan bahwa penghasilan kena pajak ditentukan oleh apa pun yang dibukukan dalam catatan keuangan sebuah badan usaha. Karakteristik dasar ketiga dari akuntansi Jerman adalah ketergantungannya pada keputusan undang-undang dan pengadilan. Tidak ada lagi yang memiliki kekuatan mengikat atau otoritatif. Ragulasi dan Pelaksanaan Akuntansi Undang-undang tahun 1998 tentang kendali dan transparansi memperkanalkan persyaratan bagi Menteri Kehakiman untuk mengakui dewan susunan standar nasional untuk memberikan tujuan-tujuan berikut: • Mengembangkan rekomendasi untuk penerapan standar akuntansi dalam laporan keuangan gabungan. • Menganjurkan Menteri Kehakiman mengenai standar akuntansi yang baru. • Mewakili Jerman dalam organisasi akuntansi internasional seperti IASB. German Accounting Standards Committee (GASC), didirikan tidak lama sesudahnya, dan selanjutnya diresmikan oleh Menteri Kehakiman sebagai otoritas penyusun standar Jerman GASC mengawasi German Accounting Standards Board (GASB), yang melakukan pekerjaan teknis dan mengeluarkan standar akuntansi. GASB berisi tujuh orang ahli audit, analisis keuangan, akademis, dan industri yang mandiri. Sistem penyusunan standar akuntansi Jerman secara umum sama dengan sitem yang digunakan di Inggris dan Amerika Serikat, dan sama dengan IASB. Namun penting untuk menekankan bahwa standar GASB merupakan rekomendasi otoriter yang hanya berlaku untuk laporan keuangan gabungan. Menurut pendapat kami, berdasarkan pada penemuan audit kami, laporan keuangan gabungan sesuai IFRS, seperti yang digunakan oleh Uni Eropa, persyaratan tambahan dari German Commercial Law. 1HGB dan memberikan tinjauan yang baik dan benar dari asset bersih, posisi keuangan, dan hasil opersai grup sesuai dengan persyaratan tersebut. Laporan Keuangan Undang- undang menetapkan isi dan format laporan keuangan, yang mencakup hal-hal berikut: 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Catatan 4. Laporan manajemen 5. Laporan auditor Sebuah keistimewaan dari sistem laporan keuangan Jerman adalah adanya laporan pribadi dari auditor kepada dewan direktur dan dewan pengawas perusahaan. Laporan ini mengomentari prospek masa depan perusahaan dan khususnya factor-faktor yang bisa mengancam kelangsungannya. Semua perusahaan, bukan hanya yang terdaftar, bisa menggunakan IFRS dalam menyusun laporan keuangan gabungan mereka. Namun, laporan keuangan perusahan pribadi harus mengikuti persyaratan HGB. Perusahaan memiliki pilihan untuk juga mengeluarkan laporan keuangan perusahaan pribadi menurut IFRS untuk tujuan informasional. Pengukuran Akuntansi Berdasarkan Comercial code (HGB), metode pembelian(akusisi) merupakan metode penggabungan yang mendasar, tapi penyatuan kepentingan (pooling of interest) bisa diterima dalam keadaan tertentu. Ada dua bentuk metode pembelian yang diizinkan: metode nilai buku dan metode revaluasi (biasanya berbeda dalam laporan kepentingan minoritas). GAS lebih restriktif dari pada HGB dalam laporan keuangan gabungan. Berdasarkan GAS 4, metode revaluasi harus digunakan, dimana asset dan utang yang didapatkan dalam sebuah penggabungan bisnis dinilai kembali bedasarkan harga pasar, dan kelebihannya ke goodwill. Harga perolehan merupakan dasar untuk menilai asset berwujud. Persediaan dicatat pada biaya atau pasar yang lebih rendah; FIFO, LIFO, dan rata-rata merupakan metode untuk menentukan biaya. Depresiasi asset tetap disesuaikan dengan penurunan tingkat pajak. Biaya riset dan pengembangan dibebankan saat terjadinya. Pinjaman dana biasanya tidak dikapitalisasi, tapi kewajiban pension diakui berdasarkan penentuan nilai tafsiran yang sesuai dengan undang-undang perpajakan. Provisi sebagai estimasi beban atau kerugian masa depan digunakan. Provisi harus disusun untuk beban pemeliharaan tangguhan, jaminan produk, kerugian potensial dari transaksi yang tertunda, dan kewajiban yang tidak pasti lainnya. Republik Ceko Republik ceko (CR) terletak di eropa tengah dan berbatasan dengan jerman disebelah barat dan barat laut, Austria diselatan, republic Slovakia ditimur dan polandia di utara. Akuntansi di Republik ceko telah berganti arah bebeapa kali,seiring dengan sejarah politik negaranya. Praktik dan prinsip akuntansinya digambarkan oleh Negara-negara berbahasa jerman di eropa hingga akhir Perang Dunia II. Kebutuhan administrative dari berbagai lembaga pemerintahan yang penting dipenuhi melalui fitur-fitur tertentu seperti penyeragaman daftar akun, metode akuntansi yang rinci, dan penyeragaman laporan keuangan, wajib bagi semua badan uasaha. Setelah tahun 1989, Ceko bergerak cepat menuju ekonomi berorientasi pasar. Divisi Ceko tidak langsung terpengaruh oleh proses inu. Pada tahun 1993, Prague Stock Exchange mulai resmi berjalan. Pada tahun 1995 Republik Ceko menjadi anggota pertama pasca-komunis dalam Organization for Economic Coorperation and Development (OECD). Republik Ceko bergabung dengan NATO pada tahun 1999 dan Uni Eropa pada tahun 2004. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi. Commercial code yang baru dibuat oleh parlemen Ceko pada tahun 1991 dan mulai efektif pada 1 januari 1992. Dipengaruhi oleh akar undang-undang perdagangan Austria yang lama dan mencontoh pada undang-undang perdagangan Jerman, Commercial code memperkenalkan sejumlah legislasi dasar yang berhubungan dengan bisnis.( Undang-undang Ceko didasarkan pada system hukum sipil dari bagian Eopa). Legislasi ini berisi persyaratan untuk laporan keuangan tahunan, pajak-pajak penghasilan, audit dan pertemuan rapat pemegang saham. Accountancy Act, yang menentukan persyaratan untuk akuntansi, dikeluarkan pada tahun 1991 dan mulai efektif pada 1 januari 1993. Proses Audit diatur oleh Act on Auditors, yang dikeluarkan pada tahun 1992. Undang-undang ini membentuk chamber of Auditors, sebuah badan professional yang mengatur dirinya srndiri yang mengawasi pendaftaran, pendidikan, pengujian, dan menertibkan Auditor, penyusunan daftar audit, dan regulasi praktik audit, seperti format laporan audit. Laporan Keuangan Laporan Keuangan Harus bersifat komparatif, terdiri atas: 1. Neraca 2. Akun keuntungan dan kerugian (laporan laba rugi) 3. Catatan Sesuai dengan persyaratan EU Directives, catatan meliputi penjelasan kebijakan akuntansi dan informasi relevan lain untuk menilai laporan keuangan. Contoh-contoh informasi yang relevan yaitu informasi pegawai, pendapatan setiap baian, dan kewajiban bersyarat. Catatan juga harus memasukan sebuah laporan arus kas. Laporan keuangan gabungan diwajibkan untuk kelompok-kelompok yang memenuhi sdikitnya dua kritria berikut: 1. Aset senilai CzK350 juta 2. Pendapatan sebesar CzK700 juta 3. 250 Pegawai. Hak kepemilikan pengendalian dalam sebuah cabang didasarkan pada kepemilikan saham mayoritas atau memiliki pengaruh dominan langsung maupun tidak langsung. Perusahaan-perusahaan kecil dan lainnya yang tidak diwajibkan melakukan audit memiliki persyaratan pengungkapan yang singkat. Laporan Keuangan disetujui pada rapat pemegang saham tahunan. Perusahaan-perusahaan Ceko yang terdaftar harus menggunakan IFRS, baik untuk laporan keuangan gabungan maupun laporan keuangan perusahaan pribadi mereka. Perusahaan perusahaan yang tidak terdaftar memiliki pilihan untuk menggunakan IFRS tau standar akuntansi Ceko untuk laporan keuangan gabungan mereka, tapi harus menggunakan standar Ceko dalam laporan perusahaan pribadi mereka. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar juga diwakilkan untuk memberikan laporan laba rugi per 3 bulan. Pengukuran Akuntansi Berdasarkan pengukuran Commercial Code (HGB), metode pembelian (akusisi) merupakan metode penggabungan yang mendasar, tapi penyatuan kepentingan (Pooling of interest) bisa diterima dalam keadaan tertentu. Ada dua bentuk metode pembelian yang diizinkan: metode nilai buku dan metpde revaluasi (biasanya berbeda dalam laporan kepentingan minoritas). GAS lebih retristik dari pada HGB dalam laporan keuangan gabungan. Berdasarkan GAS 4, metode revaluasi harus digunakan, dimana asset dan utang yang didapatkan dalam sebuah penggabungan bisnis dinilai kembali berdasarkan harga pasar dan kelebihannya dialokasikan ke goodwill. Goodwil diuji setiap tahun untuk mengetahui adanya penurunan. Harga perolehan merupakan dasar untuk menilai asset berwujud. (Jerman merupakan salah satu penganut paling loyal terkait prinsip harga perolehan. Sikap kuatnya terhadap anti-inflasi merupakan hasil dari penghapusan dua periode inflasi yang mengerikan yang dilalui pada abad ke 20.) Persediaan dicatat pada biaya atau pasar yang lebih rendah; FIFO, LIFO, dan rata-rata merupakan metode untuk menentukan biaya. Depresiasi asset tetap disesuaikan dengan penurunan tingkat pajak. Perusahaan-perusahaan jerman yang terdaftar harus menyusun laporan keuangan gabungan mereka menurut IFRS. Perusahaan-perusahaan lain memiliki pilihan untuk menggunakan IFRS ataupun peraturan jerman. Republik Ceko Republik ceko terletak di Eropa Tengah dan berbatasan dengan Jerman di sebelah barat dan barat laut, Austria di selatan, Republik Slovakia di timur, dan Polandia di utara. Wilayahnya merupakan bagian dari kerajaan Austro-Hungaria selama hamper 300 tahun. Akuntansi di Republik Ceko telah berganti arah beberapa kali, seiring dengan sejarah politik negaranya. Praktik dan prinsip akuntansinya digambarkan oleh Negara-negara berbahasa jerman di Eropa hingga akhir Perang Dunia II. Setelah tahun 1989, Ceko bergerak cepat menuju ekonomi berorientasi pasar. Pemerintah mengubah susunan hukum dan administratifnya untuk merangsang ekonomi dan menarik investasi asing. Undang-undang perdagangan dan praktik diubah untuk menyesuaikan dengan standar barat. Kendali harga dinaikan. Akuntansi diarahkan ke gaya barat, kali ini menggambarkan prinsip-prinsip yang ditanamkan dalam European Union Directives. Divisi Ceko tidak langsung terpengaruh oleh proses ini. Pada tahun 1993, Prague Stock Exchange mulai resmi berjalan. Dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi dan politik yang dicapai pada Ceko pra-tahun 1938, peristiwa-peristiwa ini lebih merupakan kembali memegang norma-norma sebelumnya alih-alih menciptakan sesuatu yang baru. Pada tahun 1995 Republik Ceko menjadi anggota pertaama pasca-komunis dalam organization for economic cooperation and development (OECD). Republik Ceko bergabung dengan NATO pada tahun 1999 dan Uni Eropa pada tahun 2004. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi Commercia Code yang baru dibuat oleh parlemen Ceko pada tahun 1991 dan mulai efektif pada 1 Januari 1992. Dipengaruhi oleh akar undang-undang perdagangan Jerman, Austria yang lama dan mencontoh pada undang-undang perdagangan Jerman, Commercial Code memperkenalkan sejumlah legislasi dasar yang berhubungan dengan bisnis. Accountancy Act, yang menentukan persyaratan untuk akuntansi, dikeluarkan pada tahun 1991 dan mulai efektif pada 1 januari 1993. Berdasarkan pada Fourth and Seventh Directivesi dari Uni Eropa, undang-undang tersebut menetapkan penggunaan daftar perkiraan untuk pembukuan catatan dan penyusunan laporan keuangan. Hal ini berkembang sangat signifikan dan muali berpengaruh mulai 1 januari 2002 dan 2004, terutama untuk mendekatkan akuntansi Ceko dengan IFRS. Mentri keuangan menetapkan praktik pengukuran dan pengungkapan yang biasa diterima yang harus diikuti oleh perusahaan. Jadi Akuntansi republik Ceko dipengaruhi oleh Commercial Code, Accountancy Act, dan dekrit menteri keuangan. Laporan Keuangan Laporan keuangan harus bersifat komparatif, terdiri atas: 1. Neraca 2. Akun keuntungan dan kerugian (Laporan Laba Rugi) 3. Catatan Sesuai dengan EU Directives, catatan meliputi penjelasan kebijakan akuntansi dan informasi relevan lain untuk menilai laporan keuangan. Contoh- contoh informasi yang relevan yaitu informasi pegawai, pendapatan setiap bagian, dan kewajiban bersyarat. Laporan keuangan disetujui pada rapat pemegang saham tahunan. Perusahaan – perusahaan Ceko yang terdaftar harus menggunakan IFRS, baik untuk laporan keuangan gabungan maupun untuk laporan keuangan perusahaan pribadi mereka. Perusahaan – perusahaan yang tidak terdaftar memiliki pilihan untuk menggunakan IFRS atau standar akuntansi Ceko untuk laporan keuangan gabungan mereka, tapi harus menggunakan standar Ceko dalam laporan keuangan pribadi mereka. Perusahaan – perusahaan yang terdaftar juga diwajibkan untuk memberikan laporan laba rugi per 3 bulan. Pengukuran Akuntansi Metode Akusisi (pembelian) digunakan untuk menghitung kombinasi bisnis (penggabungan usaha). Goodwill yang muncul dari kombinasi bisnis dimasukakan dalam tahun pertama penggabungan atau kapitalisasi dan diarmotisasi selamatidk lebih dari 20 tahun. Metode ekuitas digunakan untuk perusahaan – perusahaan rekanan dan penggabungan proposional digunakan untuk usaha patungan atau bersama. Tingkat pertukaran akhir tahun digunakan untuk mentranslasikan laporan laba-rugi dan neraca dari cabang diluar negeri. Tidak ada garis pedoman untuk laporan penyesuaian translasi mata uang asing. Aset-aset berwujud dan tidak berwujud dinilai berdasarkan biaya dan dihapus pada umur ekonomis yang diharapkan. Persediaan dinilai pada biaya rendah atau nilai bersih yang dapat dicapai, FIFO serta metode rata-rata memungkinkan adanya asumsi aliran biaya. Aset –aset yang dipinjamkan biasanya tidak dikapitalisasi. Belanda Akuntansi belanda memberikan beberapa paradox yang menarik. Belanda memiliki undang-undang akuntansi dan persyaratan keuangan ynag cukup bebas tapi stansar praktik professional yang sangat tinggi. Belanda merupakan sebuah Negara hukum, namun akuntansinya diorientasikan kea rah keawajaran penyajian. Laporan keuangan dan akuntansi pajak merupakan dua aktivitas yang terpisah. Lebih lanjut lagi, orientasi kewajaran dikembangkan tanpa adanya pengaruh kuat dari bursa saham. Akuntansi Belanda dianggap sebagai sebuah cabang ekonomi bisnis. Akibatnya, banyak pemikirn ekonomi yang dicurahkan untuk topic-topik akuntansi dan khususnya pada pengukuran akuntansi. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi Regulasi akuntansi di Belanda tetap bersifat liberal hingga munculnya Act on Annual Financial Statements pada tahun 1970. Undang-undang tersebut merupakan bagian dari program perubahan yang ekstensif dalam legalasi perusahaan dan sebagian diperkenalkan untuk menggambarkan keselarasan undang-undang tahun 1970. Adalah: 1. Laporan keuangan harus menunjukan gambaran yang jelas dari posisi keuangan dan hasil tahun tersebut, dan semua artikelnya harus dikelompokan dan dijelaskan dengan tepat. 2. Laporan keuangan harus disusun berdasarkan praktik bsnis yang aman 3. Dasar-dasar untuk penulisan asset dan utang serta untuk menentukan hasil operasi harus diuangkapkan. 4. Laporan keuangan harus disusun pada dasar yang konsisten, dan pengaruh material dari perubahan dalam prinsip-prinsip akuntansi harus diuangkapkan dengan tepat 5. Informasi keuangan untuk perioade terdahulu harus diuangkapkan dalam laporan keuangan dan catatan kaki yang menyetainya. Undang-undang tahun 1970 memperkenalkan audit berdasarkan perintah. Undang-undang tersebut juga menyusun pembentukan Tripartie Accounting Study Group dan melahirkan Enterprise Chamber. Undang-undang tersebut, yang digabungkan dalam undang-undang sipil pada tahun 1975, dikembangkan oleh legislasi pada tahun 1983 untuk menyesuaikan dengan EU Fourth Directive, dan selanjutanya dikembangkan lagi pada tahun 1988 untuk menyesuaikan dengan Eu Seventh Directive. Dutch Accounting Standarts Board (DASB) mengeluarkan pedoman pada prinsip prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Dewan ini diisi oleh anggota-angggota dari tiga kelompok yang berbeda, yaitu: 1. Penyusun laporan keuangan (para pegawai) 2. Pengguna Laporan keaunagn 3. Auditor laporan keuangan. DSAB merupakan organisasi swasta yang didanai oleh bantuan dari komunitas bisnis dan profesi audit. Aktivitasnya diatur oleh Foundation for Annual Reporting (FAR). FAR mengangkat anggota DSAB dan memastikan adanya pendanaan yang cukup. Authority for the Financial Markets (AMF) Belanda mengawasi operasi bursa saham. Walaupun berada di bawah kekuasaan Menteri Keuangan, AMF merupakan sebuah toritas administrative yang memiliki otonomi sendiri. Enterprise Chamber, sebuah dewan khusus yang berhubungan drngan High Court of Amsterdam, merupakan sebuah keistimewaan khusus dari system Belanda dalam melaksanakan kepatuhan persyaratan akuntansi. Laporan Keuangan Kualitas laporan keuangan Belanda sangat tinggi. Laporan keuangan yang menurut undang-undang harus disimpan di Belanda, tapi Inggris, Prancis, dan Jerman juga bisa memakainya, laporan keuangan meliputi hal-hal berikut: 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Catatan 4. Laporan direktur 5. Informasi lain yang sudah ditentukan Sebuah laporan arus kas dianjurkan untuk disertakan, dan sebagian besar perusahaan Belanda menyertakannya. Catatan harus menjelaskan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan dalam valuasi dan penentuan hasil, dan pemikiran dibalik setiap perubahan akuntansi. Laporan keuangan tahunan harus dipresentasikan pada dasar perusahaan induk dan gabungan. Perusahaan-perusahaan kelompok untuk tujuan penggabungan merupakan perusahaan yang membentuk sebuah satuan ekonomi dibawah kendali yang sama. Pengukuran Akuntansi Walaupun metode akuntansi penyatuan kepentingan untuk penggabungan bisnis diperbolehkan dalam keadaan-keadaan tertentu, metode ini jarang digunakan di Belanda. Metode pembelian merupakan praktik yang umum. Goodwill merupakan selisih antara biaya akusisi dan nilai wajar dari asset dan utang yang diakusisi. Selisih ini dikapitalisasi dan diamortisasi berdasarkan masa manfaatnya, maksiamal hingga 20 tahun. Metode ekuitas diperlukan ketika penanam modal menggunakan pengaruh signifikan pada kebijakan bisnis dan keuangan. Usaha patungan bisa dihitung menggunakan metode ekuitas atau penggabungan proporsional. Translasi mata uang asing sama dengan IFRS . Neraca “entitas asing” ditranslasikan pada tingkat penutupan (akhir tahun), sedangkan laporan laba rugi ditranslasikan pada tingkat penutupan atau rata-rata. Penyesuaian translasi dibebankan kepada ekuitas pemegang saham. Metode temporal digunakan untuk “kegiatan asing langsung”, dengan penyesuain translasi pada penghasilan. Fleksibilitas Belanda terhadap pengukuran akuntansi sangat nyata dalam izin menggunakan nilai lancer untuk asset berwujud sperti persediaan dan asset yang bisa didepresiasi. Ketika nilai lancer digunakan untuk asset-aset tersebut, jumlah laporan laba rugi berhubungan, harga pokok penjualan, dan depresiasi juga dinyatakan dalam nilai yang ada. Nilai lancer bisa berupa nilai pengganti, jumlah nilai yang dapat dipulihkan, atau nilai bersih yang dapat dicapai. Ketika harga perolehan digunakan untuk persediaan, hal ini biasanya dinyatakan dalam nilai rendah atau nilai bersih yang bisa dicapai, dengan biaya yang ditentukan oleh FIFO, LIFO, atau metode rata-rata. Karena perusahaan-perusahaan Belanda memiliki fleksibilitas dalam menerapkan aturan penghitungan. Seseorang akan mengira bahwa ada kesempatan untuk memanipulasi penghasilan. Selaim itu, ada fleksibilitas dalam penyertaan obligasi masa depan yang mungkin ada. Sebagai contoh, provisi untuk pemeliharaan berkala dan pemeriksaan besar diizinkan. Inggris Akuntansi di Inggris berkembang sebagai sebuah ilmu tunggal, secara pragmatis merespons terhadap kebutuhan dan praktik bisnis. Seiring waktu, secara berturut-turut undang-undang perusahaan menambahkan susunan dan persyaratan lainya, tapi masih memperbolehkan fleksibilitas akuntan dalam penerapan nilai professional. Sejak tahun 1970-an, sumber paling penting untuk pengembangan dalam undang-undang perusahaan adalah EU Directives, terutama Fourth dan Seventh Directive. Pada saat yang sama, standar akuntansi dan proses penyusunan standar telah menjadi lebih otoritatif. Warisan akkuntansi Inggris pada dunia sangatlah mendasar. Inggris merupakan Negara pertama di dunia yang mengembangkan sebuah profesi akuntansi seperti yang kita kenal saat ini. Konsep kewajaran penyajiandari hasil dan posisi keuangan (kebenaran dan kewajaran) juga berasal dari inggris. Pemikiran akuntansi professional dan praktiknya dikirimkan ke Australia, Kanada, Amerika Serikat, dan semua bekas jajahan inggris termasuk hong kong, india, Kenya, selandia baru, Nigeria, singapura, dan afrika selatan. Regulasi dan Pelaksanaan Akuntansi Dua sumber utama untuk standar akuntansi keuangan di Kerajaan Inggris adalah undang-undang perusahaan dan profesi akuntansi. Kegiatan perusahaan – perusahaan yang tergabung di Kerajaan Inggris secara luas diatur oleh undang-undang yang disebut undang-undang perusahaan. Undang-undang tersebut telah diperbarui, diperluas, dan digabungkan selama bertahun-tahun. Sebagai contoh, pada tahun 1991 EU Directive diimplementasikan, menambahkan aturan hukum yang menyangkut ketentuan format, prinsip akuntansi, dan akuntansi dasar. Perusahaan – perusahaan boleh memilih dar format neraca alternative dan empat format akun laba dan rugi. Undang-undang tahun 1981 juga menetapkan 5 prinsip akuntansi dasar: 1. Pendapatan dan beban disesuaikan dengan dasar akrual 2. Aset dan Kewajiban individu dalam setiap golongan asset dan kewajiban dihitung secara terpisah 3. Prinsip konservatisme (kehati-hatian) diterapan, khususnya dalam pengenalan penghasilan yang didapat dan semua kewajiban dan kerugian yang ditemukan. 4. Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten diharuskan dari tahun ke tahun. 5. Prinsip perusahaan yang terus berjalan bisa diterapkan untuk entitas yang seang dihitun. Undang-undang tersebut berisi aturan valuasi yang luas yang didalamnya akun bisa didasarkan pada harga perolehan atau biaya sekarang. Companies Act pada tahun 1985 menggabungkan dan memperluas legislasi lebih awal dan diubah pda tahun 1989 untuk mengakui EU Seventh Directive. Undang-undang ini menfharusakan adanya penggabungan lapoan keuangan, walaupaun penggabungan sudah merpakan praktik standar. Ketentuan hukum merupakan sesuatu yang umum dan memungkinkan adanya fleksibilitas dalam penerapan atar kasus. Enam dewan akuntansi di Kerajaan Ingris berikut ini dihubungkan memaliu Consultative Committee of Accountancy Bodies (CCAB), yang dibentuk pada tahun 1970. 1. The Institute of Chartered Accountants In England and Wales 2. The Institute of Chartered Accountants In England in Ireland 3. The Institute of Chartered Accountants In England in Scotland 4. The Association of Chartered Certified Accountants 5. The chartered Institute on Managemant Accountants 6. The Chartered Institute of Public Finance and Accountancy Hingga 2000, standar audit merpakan tanggung jawab sebuah dewan dari CCAB. Pada tahun tersebut Accountancy Foundation dibentuk untuk mengatur dan mengawasi profesi audit. Laporan Keuangan Laporan keuangan Inggris merupakan yang paling komprehensif di dunia. Laporan keuangan biasanya mencakup: 1. Laporan direktur 2. Akun laba dan rugi serta neraca 3. Laporan arus kas 4. Laporan keseluruhan laba dan rugi 5. Laporan kebijakan akuntansi 6. Catatan yang direferensikan dalam laporan keuangan 7. Laporan auditor Laporan direktur menyebutkan aktivitas pokok bisnis, tinjauan operasi dan perkembangan yang akan terjadi, kejadian penting pasca penyusunan neraca, dividen yang dianjurkan, nama-nama direktur pemegang sahamnya, dan kontribusi politik serta sumbangan amal. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar harus menyertakan laporan mengenai penguasaan bersama dengan pengungkapan mengenai gaji direktur, komite audit dan kendali internal, dan sebuah pernyataan bahwa perusahaan berjalan dengan baik. Laporan keuangan harus memberikan pandangan yang adil dan benar mengenai keadaan dan keuntungan perusahaan. Untuk mencapai hal ini, informasi tambahan mungkin diperlukan, dan dalam keadaan tertentu persyaratannya bisa dikesampingkan. Yang terakhir dikenal juga dengan “ Pengesampingan yang adil dan benar”. Laporan keuangan grup hanya diwajibkan untuk neraca perusahaan induk. Kendali “perusahaan” cabang terjadi ketika perusahaan induk. Keistimewaan lain laporan keuangan inggris adalah bahwa perusahaan – perusahaan kecil dan menengah dibebaskan dari banyaknya kewajiban laporan keuangan. Companies Act yang menentukan criteria ukuran perusahaan. Penghitungan Akuntansi Inggris memperbolehkan adanya metode akusisi dan penggabungan akuntansi untuk kombinasi bisnis. Namun syarat-syarat penggunaan metode penggabungan sangat terbatas sehingga hamper tidak pernah digunakan. Di bawah metode akusisi, goodwill dihitung sebagai selisih antara harga pasar dari uang yang dibayarkan dan harga pasar dari asset bersih yang diakusisi. Aset-aset bisa dihitung pada harga perolehan, biaya sekarang, atau menggunakan gabungan keduanya. Jadi , revaluasi tanah dan bangunan diperbolehkan. Depresiasi dan amortisasi harus berhubungan dengan dasar perhitungan yang digunakan untuk asset-aset yang mendasarinya. Pinjaman yang menggantikan risiko dan penghargaan kepemilikan kepada penyewa dikapitalisasi dan kewajiban sewa ditunjukkan sebagai utang. Biaya provisi pension dan kepetingan pengunduran diri lainnya harus dihitung secara sistematis dan rasional pada periode selama jasa pegawai ditunjukkan. Semua perusahaan inggris diizinkan untuk menggunakan IFRS alih alih GAAP Inggris yang baru saja dijelaskan, jadi inisiatif Uni Eropa pada tahun 2005 untuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar diperluas untuk perusahaan – perusahaan Inggris yang tidak terdaftar juga.

1

Cross-sectional variation in the economic consequences of international accounting harmonization: The case of mandatory IFRS adoption in the UK.

Published at 03.52 in

Kelompok Jurnal delapan
Anggota Kelompok : Ermia Fayana 20208453
Pipit Nurfitriyati 20208953
Yoni alberd saragih 21208409



1. Identifikasi Jurnal
a. Judul : Cross-sectional variation in the economic consequences of international accounting harmonization: The case of mandatory IFRS adoption in the UK.
b. Penulis : Hans B. Christensen, Edward Lee, Martin Walker.
c. Jurnal/ URL : www.sciencedirect.com
d. Volume : 42
e. Tahun : 2007
f. Nomor : 0020-7063
g. Halaman : 341 -379

2. Pendahuluan
a. Motivasi
Penelitian ini menguji konsekuensi ekonomi bagi perusahaan-perusahaan Inggris dari keputusan Uni Eropa untuk menerapkan IFRS wajib.
b. Tujuan
Untuk mengetahui apa kualitas pengungkapan perusahaan-perusahaan ini? Apakah perusahaan perusahaan yang menyediakan informasi berkualitas rendah karena pilihan atau perusahaan-perusahaan ini dengan meningkatnya permintaan karena minat investor tumbuh informasi? Kedua, jika perusahaan tersebut tahu bahwa perbaikan dalam pengungkapan akan menguntungkan mereka, maka apa tindakan yang merekaambil ketika adopsi sukarela dari IFRS tidak diizinkan di Inggris? Sejauh mana mereka diizinkan untuk secara sukarela mengungkapkan informasi lebih lanjut di bawah yang ada Inggris-GAAP? Mungkinkah mereka telahdikompensasi dengan highquality auditor? Akhirnya, jika Inggris-GAAP dianggap dekat dengan IFRS, maka mengapa seharusnya keputusan adopsi IFRS wajib dikenakan konsekuensi ekonomi? Bisakah kita empiris bukti menyiratkan terlalu tinggi tingkat kesamaan antara dua set standar? Atau, apa pun bisa memberikan perbedaan antara Inggris-GAAP dan IFRS (meskipun relatif kecil dibandingkan dengan perbedaan antara HGB dan IFRS)memiliki berbagai implikasi di seluruh perusahaan Inggris?

3. Tinjauan Pustaka & Hypotesis
a. Tinjauan Pustaka
Agrawal, A., & Knoeber, C. (2001). Do some outside directors play a political role? Journal of Law and Economics, 44, 179−198.

Aggarwal, R., & Samwick, A. (1999). The other side of the trade-off: The impact of risk on executive compensation. Journal of Political Economy, 107(1), 65−105.
Armstrong, C., Barth, M. E., Jagolinzer, A., & Riedl, E. J. (2006). Market Reaction to Events Surrounding the Adoption of IFRS in Europe. Working paper.

Ashbaugh, H. (2001). Non-U.S. firms' accounting standard choices. Journal of Accounting and Public Policy, 20(2), 129−153.

Ball, R. (2006). International Financial Reporting Standards (IFRS): Pros and cons for investors, Accounting and Business Research. International Accounting Policy Forum (pp. 5−27).

Binder, J. J. (1985). Measuring the effect of regulation with stock price data. Rand Journal of Economics, 16(2), 167−183.

Botosan, C. A. (1997). Disclosure level and the cost of equity capital. The Accounting Review, 72(3), 323−349.

Botosan, C. A., & Plumlee, M. A. (2005). Assessing alternative proxies for expected risk premium. The Accounting Review, 80(1), 21−53.

b. Hypottesis
Hipotesis utama dari makalah ini (dinyatakan dalam alternative form):
H 1. Cross sectional variasi konsekuensi ekonomi dari IFRS wajib adopsi oleh perusahaan-perusahaan Inggris terkait dengan probabilitas bahwa perusahaan akan telah mengadopsi IFRS secara sukarela jika telah diberi pilihan.

H 1A. Harga saham reaksi dari perusahaan Inggris untuk pengumuman yang meningkat (menurun kemungkinan adopsi IFRS wajib adalah positif (negatif) terkait dengan derajat kesamaan dengan karakteristik Jerman pengadopsi IFRS sukarela

H 1B. Perubahan dalam biaya tersirat dari ekuitas perusahaan Inggris sebelum dan setelah wajib IFRS keputusan adopsi berhubungan negatif dengan derajat kesamaan dengan karakteristik Jerman pengadopsi IFRS sukarela.


4. Metode Penelitian
a. Pengukuran Variabel
Kedua hipotesis memanfaatkan fakta bahwa pasar yang efisien informationally cepat harus menggabungkan biaya yang diharapkan dan manfaat dari pengadopsian IFRS ke dalam harga saham. Itu adalah untuk mengatakan, bahwa jika pasar mengharapkan perusahaan Inggris yang memiliki karakteristik serupa hingga awal Jerman pengadopsi untuk memperoleh manfaat relatif dari adopsi IFRS dibandingkan perusahaan lain maka perusahaan tersebut harus mengalami pengurangan dalam biaya relatif mereka modal setelah IFRS wajib masa depan adopsi menjadi dikenal, dan respon (negatif) relatif positif terhadap berita yang menunjukkan bahwa adopsi IFRS wajib lebih (kurang) mungkin. Hipotesis H1A menguji bagaimana pasar pada awalnya menerima berita dari IFRS wajib adopsi. Hipotesis H1B tes bagaimana pasar memandang adopsi IFRS wajib di jangka panjang. Hasil yang konsisten untuk H1A dan H1B harus meningkatkan kekokohan kesimpulan berkenaan dengan hipotesis utama. Dalam berpikir tentang hipotesis ini penting untuk mengakui bahwa fokus kami adalah pada kemungkinan bahwa beberapa perusahaan dapat mengambil manfaat lebih dari yang lain dari pelaksanaan IFRS. Secara khusus kita tidak mengingkari kemungkinan bahwa nilai adopsi IFRS bisa relatif lebih besar di Jerman daripada di Inggris. Memang, sementara tidak ada tampaknya menjadi umum persepsi bahwa IFRS dapat bermanfaat untuk perusahaan Jerman (Leuz dan Verrecchia,
2000), persepsi umum IFRS tampaknya kurang menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan Inggris. Studi seperti Jahe dan Rees (2001) menunjukkan bahwa Inggris-GAAP dan IFRS umumnya dianggap sangat menutup. Beberapa praktisi memegang keyakinan bahwa Inggris GAAP adalah kualitas yang lebih tinggi dari IFRS. Namun, meskipun persepsi seperti bukti empiris baru-baru ini menemukan bahwa investasi keputusan manajer investasi di Inggris telah dipengaruhi oleh transisi ke IFRS. Selanjutnya, kita tidak peduli dalam makalah ini dengan menguji efek keseluruhan wajib IFRS adopsi di biaya modal perusahaan Inggris. Bisa jadi median tingkat kualitas informasi akuntansi menurun di Inggris karena IFRS kesejahteraan yang lebih rendah kualitas dari standar akuntansi Inggris, tetapi pada saat yang sama efek adopsi IFRS bisa lebih kecil bagi perusahaan-perusahaan Inggris serupa di karakteristik untuk pengadopsi relawan Jerman. Di hal ini hipotesis alternatif utama kami akan diterima di Inggris meskipun keseluruhan mempengaruhi memperkenalkan IFRS adalah untuk menurunkan kualitas laporan keuangan dan meningkatkan biaya modal. Satu masalah yang kita hadapi dalam kaitannya dengan perubahan pada kebijakan pengukuran dan pengungkapan karena IFRS adalah perbedaan antara Jerman dan Inggris. Intuisi ekonomi menunjukkan bahwa akuntansi pilihan kebijakan perusahaan 'didorong oleh persepsi itu manfaat bersih. Jika dirasakan net-manfaat yang setidaknya sebagian ditentukan oleh fungsi pengukuran dan masalah pengungkapan maka tidak mungkin identik untuk Jerman dan Inggris karena mereka
kelembagaan perbedaan. pembiayaan, kepemilikan, sistem hukum, dan perpajakan di berbagai negaramempengaruhi pengembangan peraturan akuntansi domestik mereka dan menyarankan bahwa ini mungkin memiliki efek pada penerapan IFRS.
Dengan demikian, sejauh bahwa\ perbedaan kelembagaan mempengaruhi keputusan IFRS adopsi, akan ada negara-faktor tertentu di Jerman yang tidak dapat dialihkan ke
Inggris konteks dan karena itu menyebabkan kebisingan menjadi kontra-faktual proxy kami untuk Inggris perusahaan kemauan untuk mengadopsi IFRS. Artinya, desain penelitian kami berpotensi meremehkan perbedaan dalam konsekuensi ekonomi dan karena itu kami menjalankan risiko gagaluntuk menolak bahwa tidak ada perbedaan ada ketika perbedaan benar-benar ada. Dengan demikian masalah ini, pada dasarnya, beban dadu yang mendukung hipotesis nol kita. Fakta bahwa kita mampu menolak null, meskipun masalah ini, menunjukkan bahwa hasil yang lebih kuat dalam mendukung hipotesis alternatif kita dapat ditemukan jika proxy kontra-faktual lebih kuat dapat dirancang dari yang kita gunakan di sini.


b. Metode Analisis dan Sampel
Pada bagian ini kita menjelaskan perkembangan proxy kontra-faktual untuk Inggris kesediaan perusahaan untuk mengadopsi IFRS berdasarkan derajat mereka karakteristik yang mirip dengan Jerman sukarela IFRS pengadopsi. Kami menggunakan sukarela pilihan diamati SAK Jerman perusahaan untuk memprediksi perusahaan Inggris akan lebih mungkin untuk mengadopsi IFRS diberi sama pilihan. Model regresi logistik berikut digunakan untuk menjelaskan pilihan
Jerman perusahaan:

Variabel dependen (adopter) diberikan nilai satu jika perusahaan saya sesuai dengan rezim akuntansi internasional pada tahun 2002 dan nilai nol FS otherwise.10 adalah penjualan asing dibagi dengan total penjualan, DTMis utang jangka panjang dibagi dengan jumlah yang utang jangka panjang dan nilai pasar, LMV adalah logaritma natural dari nilai pasar, dan INDDUM tujuh dummies industri set sama dengan satu bagi industri untuk mana perusahaan milik dan nol sebaliknya. Model 1 (Persamaan (1)) hanya mencakup tigaperusahaan-karakteristik variabel yang mengukur penjualan asing, leverage, dan ukuran. Untuk menangkapnorma jangka panjang, kami menggunakan nilai lima tahun rata-rata variabel-variabel ini dari 1998 ke 2002. Model 2 (Persamaan (2)) menambahkan
tujuh industri dummies terhadap variabel independen yang ada di Model 1 untuk
menggabungkan efek industri. Model 3 (Persamaan (3)) hanya mencakup ini dummies industri. Kami kelompok perusahaan ke industri dengan menggunakan klasifikasi industri Worldscope. Ketiga varian memungkinkan kita untuk mengamati apakah perusahaan atau karakteristik industri ini lebih relevan dalam menangkap konsekuensi ekonomi dari IFRS wajib. Dalam proses pengembangan pilihan model kami dari sampel Jerman, kita bereksperimen dengan variabel tambahan seperti margin operasi sebagai proxy untuk kinerja, pertumbuhan penjualan sebagai proxy untuk pertumbuhan, dan arus kas operasi sebagai proxy untuk kebutuhan keuangan. Sayangnya, tidak satupun dari mereka signifikan secara statistik. Ini tidak mengherankan karena studi yang ada (misalnya, Ashbaugh, 2001; Cuijpers dan Buijink, 2005; Harris dan Muller, 1999; Leuz, 2003; Leuz dan Verrecchia, 2000; Tarca, 2004) menemukan hasil yang beragam dan cara di mana variabel-variabel pengaruh akuntansi-kebijakan pilihan tetap diperdebatkan. Oleh karena itu, untuk menghindari melemahnya kekuatan kontra-faktual proxy kami dalam membedakan kesediaan perusahaan Inggris 'untuk mengadopsi dengan IFRS, kita dikecualikan variabel-variabel dari model terakhir kami di Pers. (1) dan (2). Dalam menentukan variabel penjelas dalam Pers. (1), (2), dan (3), kita lihat perusahaan karakteristik yang diidentifikasi dalam literatur yang ada pada sukarela akuntansi-rezim pilihan seperti Harris dan Muller (1999), Leuz dan Verrecchia (2000), Ashbaugh (2001), Leuz (2003), Tarca (2004) dan Cuijpers dan Buijink (2005). Studi ini umumnya berpendapat bahwa keputusan untuk mengadopsi rezim akuntansi internasional adalah fungsi dari keuangan kinerja, leverage, ukuran perusahaan, kebutuhan keuangan, dan cross-listing. Tarca (2004) menambahkan asing eksposur dan industri sebagai variabel penjelas. Suatu hal yang penting dalam menerapkan ini untuk kami Desain penelitian ini adalah untuk menemukan proxy yang sama sesuai dengan standar akuntansi internasional
dan standar domestik Jerman. Perbedaan signifikan dapat mengakibatkan kesimpulan yang salah. Misalnya, leverage diukur sebagai jumlah kewajiban dibagi dengan nilai buku ekuitas, lebih besar dengan HGB dari berdasarkan IFRS (Hung dan Subramanyam, 2004). Hubungan ini didorong dengan nilai buku ekuitas yang diukur secara signifikan lebih rendah di bawah HGB daripada di bawah IFRS, yang konsisten dengan HGB menjadi lebih ex-ante konservatif dibandingkan IFRS. Hung dan Subramanyam (2004) melakukan survei terhadap item rekonsiliasi diungkapkan oleh perusahaan-perusahaan yang mengadopsi IFRS untuk pertama kalinya. Hung dan Subramanyam (2004, Tabel 4) menunjukkan bahwa perbedaan
signifikan untuk jumlah aktiva dan nilai buku equity.We karena itu menghindari akuntansi ini figures.11 Selanjutnya, prediksi teoritis menunjukkan bahwa asimetri informasi, analis berikut, dan likuiditas memotivasi pilihan pengungkapan dan proxy untuk ini, karena itu, mungkin jelas variabel. Meskipun demikian ada kemungkinan bahwa mereka dipasang pada pilihan-model estimasi data Jerman akan mendorong kausalitas dan / atau endogenitas masalah karena penelitian sebelumnya (misalnya, Cuijpers dan Buijink, 2005; Leuz dan Verrecchia, 2000) menunjukkan bahwa variabel ini dipengaruhi oleh adopsi sukarela. Sejalan dengan ada literatur tentang akuntansi pilihan standar, karena itu kita mengecualikan variabel
(Misalnya, Ashbaugh, 2001; Cuijpers dan Buijink, 2005; Harris dan Muller, 1999; Leuz, 2003; Leuz dan Verrecchia, 2000; Tarca, 2004). Karena kesulitan dalam mengidentifikasi variabel yang tersedia di bawah sama definisi di kedua Jerman dan Inggris, serta keterbatasan dalam ketersediaan data, kami mengecualikan proxy langsung dari perusahaan-governance variabel dalam penelitian kami. Namun, kami tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa variabel leverage dan / atau dummies industri kita termasuk dalam Pers. (1), (2), (3) secara tidak langsung dapat menangkap cross-sectional variasi dalam perusahaan tata struktur. Studi yang ada berpendapat bahwa proxy memanfaatkan tingkat "orang dalam" membiayai tersedia bagi perusahaan, yang pada gilirannya mempengaruhi insentif pengungkapan perusahaan, karena orang dalam tidak bergantung pada pengungkapan publik (misalnya, Cuijpers dan Buijink, 2005; Meek, Roberts, dan Gray, 1995; Zarzeski, 1996). Variasi di industri juga telah didokumentasikan untuk mekanisme pemerintahan seperti struktur kepemilikan (Demsetz dan Lehn, 1985), eksekutif kompensasi (Aggarwal dan Samwick, 1999), dan papan struktur (Agrawal dan Knoeber, 2001). Gillian, Hartzell, dan Starks (2003) juga menemukan bahwa
kekuatan pemantauan melalui ketentuan papan dan piagam adalah industri tertentu.Lain variabel yang mungkin dapat melayani tujuan ini bebas-mengambang tapi trade-off di sini adalah secara signifikan mengurangi ukuran sampel. Sejak Leuz dan Verrecchia (2000) menemukan bahwa free-float tidak signifikan (p-value 0,96) di Jerman, meninggalkan variabel dari persamaan adalah tidak mungkin bias hasil kami secara signifikan. Dalam hal kebutuhan keuangan, yang paling umum proxy yang diterapkan dalam literatur sukarela-adopsi adalah variabel dummy mengambil nilai dari satu jika perusahaan menerbitkan saham setelah ditetapkan, yang umumnya ternyata signifikan dalam sebelum studi (misalnya, Ashbaugh, 2001; Harris dan Muller, 1999). Intuisi adalah bahwa perusahaan berencana untuk mengeluarkan modal di masa depan lebih cenderung mengadopsi secara sukarela untuk mengurangi biaya modal. Namun, dalam konteks adopsi wajib alur argumentasi ini tidak
tidak tahan dan tidak jelas dari mana periode waktu kita harus mengumpulkan data untuk membuat tes dibandingkan dengan studi sebelumnya. Pendekatan alternatif adalah dengan mendefinisikannya dalam hal intensitas modal (aset jangka panjang / total aset), mengikuti Leuz dan Verrecchia (2000). Masalah menerapkan proxy ini dalam penelitian kami adalah bahwa kedua aset jangka panjang dan total aset sangat terpengaruh oleh perubahan dari Jerman GAAP untuk internasional akuntansi rezim. Hal ini membuat sulit untuk membedakan antara pengaruh perubahan rezim akuntansi dan pengaruh keuangan perlu proxy dimaksudkan untuk menangkap.

Model yang ada kami menghindari masalah pengukuran empiris tata kelola perusahaan dan keuangan perlu variabel. Dengan asumsi bahwa tata kelola perusahaan, kebutuhan keuangan, dan lainnya variabel mungkin memiliki akuntansi-kebijakan pilihan implikasi, pengecualian mereka akan mengurangi kekuatan penjelas dari proxy kontra-faktual diterapkan di Inggris dan mengurangi kemungkinan menemukan hasil yang mendukung hipotesis kami. Meskipun kami tidak mengingkari relevansi teoritis dari variabel-variabel dengan konteks penelitian kami, kami meninggalkan mereka untuk penelitian mendatang sebagai tujuan untuk dokumen ini adalah untuk menyelidiki apakah ada crosssectional
perbedaan dalam konsekuensi ekonomi tidak untuk mengidentifikasi semua driver yang mungkin dari perbedaan ini.

Kami menghitung proxy kontra-faktual atas kesediaan perusahaan Inggris untuk mengadopsi IFRS sebagai berikut :






mana PRL, j adalah kemungkinan adopsi IFRS secara sukarela oleh j perusahaan yang berbasis pada model l (yaitu Model 1, 2, dan 3), koefisien α α 0 sampai 3, β β 0 sampai 9, dan γ γ 0 sampai 6 yang diperkirakan dari Pers. (1), (2), dan (3) masing-masing, dan FSj, DTMj, LMVj, dan INDDUMk, j adalah proxy dari luar negeri paparan, leverage, ukuran, dan industri dummies untuk j perusahaan. Definisi ini independen variabel berikut rekan-rekan sampel Jerman mereka dijelaskan sebelumnya dan diukur sebagai rata-rata lima tahun selama periode yang sama tahun 1998-2002. 4 Model mengasumsikan bahwa FS, DTM, dan LMV adalah driver umum antara Inggris dan Jerman. Model 5 mengasumsikan bahwa dummies industri yang relevan untuk diadopsi sukarela Jerman juga relevan driver untuk Inggris. Asumsi ini akan salah jika industri dummies Proxy motif pemerintahan untuk adopsi IFRS oleh perusahaan Jerman.

4.2 Uji H1A

Hipotesis H1A mengasumsikan ada hubungan positif antara tingkat perusahaan Inggris dari
kesamaan dengan karakteristik Jerman pengadopsi IFRS sukarela dan mereka harga saham
reaksi terhadap pengumuman yang berkaitan dengan adopsi IFRS wajib. Untuk menguji H1Awe menerapkan Sefcik dan Thompson (1986) portofolio-bobot pendekatan umum digunakan untuk menguji pengaruh karakteristik perusahaan terhadap reaksi pasar modal terhadap peristiwa berkerumun waktu (misalnya, Comprix et al, 2003;. Li, Pincus dan Rego, 2004). Pendekatan ini melibatkan berikut langkah. Pertama, membangun sebuah matriks F didefinisikan sebagai berikut:

mana Int adalah N × 1 vektor dari satu dan Pr adalah ann × 1 vektor dari tingkat kesamaan perusahaan Inggris ' untuk pengadopsi relawan Jerman (berdasarkan terpisah pada Model 1, 2, dan 3) dan N adalah jumlah sampel perusahaan Inggris. Kedua, membuat bobot portofolio Apakah berikut:


whereW'Int adalah deretan bobot portofolio berdasarkan Int, W'Pr adalah deretan bobot portofolio berdasarkan pada Pr, dan F adalah N × 2 matriks didefinisikan dalam Pers. (8). Ketiga, menghitung kembali (RPR) dari portofolio dan pemberian bobot informasi yang berkaitan dengan Pr sebagai berikut:


dimana Ri, t adalah N × 1 vektor dari pendapatan saham perusahaan individu pada hari t, dan t meliputi perdagangan 521 hari dari 1999/01/01 ke 31/12/2000. Akhirnya, kami menjalankan regresi time-series berikut:

dimana α adalah mencegat, β adalah koefisien risiko, Rm, t adalah return on Financial Times Semua Saham Indeks pada hari t, δk adalah risiko disesuaikan kembali normal berkaitan dengan acara k, Dk, t adalah bodoh variabel untuk acara k selama periode tiga hari (hari -1, 0, dan +1 relatif terhadap pengumuman tanggal) dan ditetapkan untuk satu (-1) jika acara ini dianggap menguntungkan (tidak menguntungkan) untuk wajib IFRS adopsi dan nol sebaliknya. Pers. (9) dan (10) juga dapat diimplementasikan pada Portofolio int, tapi untuk singkatnya kita tidak melaporkan hasilnya. Para δk risiko disesuaikan kembali normal mencerminkan pengaruh dari Pr pada reaksi harga saham terhadap peristiwa diperiksa. Sefcik dan Thompson (1986) berpendapat bahwa estimasi ini setara dengan yang di regresi cross-sectional dari normal kembali pada karakteristik tegas tapi penuh kontrol untuk korelasi silang dan heteroskedastisitas dalam gangguan perusahaan, yang penting dalam waktu-clustered acara studies.12 Persamaan. (11) mengestimasi hubungan antara tingkat perusahaan Inggris 'kesamaan ke Jerman sukarela IFRS pengadopsi dan saham pasar mereka reaksi terhadap pengumuman yang relevan. InH1A, kami berharap bahwa perusahaan Inggris dengan nilai-nilai Pr tinggi harus menikmati pasar yang relatif lebih positif reaksi terhadap pengumuman yang menguntungkan untuk adopsi IFRS wajib. Hal ini karena mereka berbagi kesamaan yang lebih besar dalam karakteristik untuk pengadopsi sukarela Jerman yang akuntansi komitmen rezim adalah karena manfaat yang dirasakan mereka bersih.


4.3. Uji H1B

Hipotesis H1B mengasumsikan bahwa jangka panjang perubahan dalam biaya modal perusahaan Inggris setelah wajib IFRS keputusan adopsi berhubungan negatif dengan derajat mereka kesamaan dengan karakteristik pengadopsi sukarela Jerman. Untuk menguji hipotesis ini, kita menghitung tersirat biaya modal ekuitas berdasarkan Ohlson dan Juettner-Nauroth (2005) pendapatan abnormal penilaian model dan Easton (2004) Model PEG. Di bawah Ohlson dan Juettner-Nauroth (2005) pendekatan, biaya tersirat modal ekuitas (ICEOJ) didefinisikan sebagai berikut:


mana epst +1 dan +2 epst adalah satu-dan dua tahun ke depan analis-konsensus perkiraan pendapatan per saham, dpst +1 adalah satu tahun depan analis-konsensus perkiraan dividen per saham, Pt adalah harga saat ini, dan (γ-1) adalah tingkat pertumbuhan terus-menerus di mana pertumbuhan jangka pendek meluruh asymptotically.We mengikuti Gode dan Mohanram (2003) dalam menetapkan (γ-1) sama dengan risiko free rate minus 3%, yang merupakan tingkat inflasi jangka panjang. Jika (γ-1) adalah negatif, kita set nilainya 12 Kami menggunakan Sefcik dan (1986) pendekatan Thompson untuk menguji reaksi pasar mirip dengan Comprix dkk.
(2003), yang mempelajari konteks yang hampir sama. Namun, studi lain oleh Armstrong dkk. (2006) menerapkan tradisional penampang regresi waktu pengumuman hasil abnormal pada karakteristik perusahaan. Untuk mengatasi masalah korelasi silang, mereka melaksanakan tes terpisah untuk membandingkan dengan pengumuman secara acak sampel non-pengumuman kembali. Namun demikian, metodologi ini tidak bisa secara bersamaan mengatasi timeclustering yang mengeluarkan bersama dengan desain penelitian yang ingin menguji hubungan antara reaksi pasar dan perusahaan karakteristik. Para Sefcik dan Thompson (1986) disetujui secara langsung dirancang untuk tujuan ini.

H.B. Christensen et al. / Internasional Jurnal Akuntansi 42 (2007) 341-379 353
ke nol setelah Claus dan Thomas (2001). Setelah Chen, Jorgensen, dan Yoo (2004),
ketika epst +2 +1 bepst kita memberikan jangka pendek pertumbuhan pendapatan (epst +2- epst +1) menjadi nol. Ketika nilai di dalam akar adalah negatif, kita menganggap ICEOJ = A. Menurut Easton (2004) pendekatan, biaya tersirat dari ekuitas modal (ICEPEG) dihitung sebagai berikut:

Kedua model lebih diutamakan atas model penilaian sisa berpenghasilan diterapkan dalam
Gebhardt, Lee, dan Swaminathan (2001) karena mereka tidak memerlukan bersih-kelebihan asumsi. Nilai ICEPEG setara dengan ICEOJ jika kita asumsikan (γ-1) = 0 dan dpst +1 = 0. Karena ICEPEG mengharuskan epst +1 +2 bepst, ia cenderung untuk sampel condong ke arah pertumbuhan saham. Karena masalah pengukuran yang melekat terkait dengan estimasi biaya
ekuitas dari pengembalian historis (Fama dan Perancis, 1997; Elton, 1999), menyimpulkan biaya
ekuitas dari perkiraan analis dan harga pasar melalui akuntansi berbasis model penilaian
telah muncul dan diumumkan dalam sastra kontemporer. Meskipun beberapa studi menunjukkan
mungkin kelemahan dari pendekatan semacam itu (Easton, 2006; Guay, Kothari, dan Shu, 2005)
penelitian lain menunjukkan bahwa perkiraan mereka menangkap proxy umum risiko (misalnya, Gebhardt et al. 2001; Gode dan Mohanram, 2003; Botosan dan Plumlee, 2005). Dalam penelitian kami, kami menerapkan didirikan metodologi untuk mengevaluasi H1B, yang kontra-faktual rekan proxy kami dari Perusahaan Inggris kemauan untuk mengadopsi IFRS dengan jangka panjang perubahan tingkat marketperceived risiko sekitar periode pengambilan keputusan. Ini menyediakan proxy yang lebih langsung untuk dampak terhadap biaya perusahaan 'modal ekuitas dari jangka pendek tes reaksi pasar. Seperti disebutkan sebelumnya, tes kedua H1A dan H1B saling melengkapi satu sama lain dan triangulasi hasil menunjukkan kesimpulan yang lebih kuat atas pertanyaan penelitian kami. Setelah Daske (2006), kita menghitung biaya modal ekuitas tersirat secara bulanan dasar dari Januari 1996 sampai Desember 1998 (pra-pengumuman periode) dan September 2001 sampai Oktober 2004 (pasca-pengumuman periode). Kami menghitung perubahan (ΔICEOJ dan ΔICEPEG) dengan mengurangi biaya tersirat rata-rata ekuitas dalam periode pra-pengumuman dari biaya tersirat rata-rata ekuitas pengumuman pasca period. 13 Untuk menentukan hubungan antara tingkat perusahaan Inggris 'kesamaan untuk pengadopsi sukarela Jerman dan perubahan biaya modal, kami menjalankan cross-sectional regresi berikut:

mana ΔICEOJ, j adalah perubahan biaya yang termasuk dari modal ekuitas perusahaan j dari pra-ke postannouncement periode, Pri adalah tingkat kesamaan dengan pengadopsi sukarela Jerman
perusahaan j (berdasarkan terpisah pada Model 1, 2, dan 3), ΔMVj, ΔBMj, ΔDMj, ΔSGj, dan ΔOPMj adalah perubahan dalam tiga tahun rata-rata harga pasar, buku-ke-pasar nilai, utang terhadap pasar nilai, pertumbuhan penjualan, dan operasi-profit margin, masing-masing, untuk j perusahaan dari pra-pasca- 13 desain penelitian kami berusaha untuk mendeteksi cross-sectional variasi pada tingkat khusus perusahaan. Untuk mencapai ini, kita perlu memperkirakan perubahan biaya tersirat dari ekuitas secara individual-perusahaan daripada menggunakan
pendekatan yang Easton dkk. (2002) menyarankan.

354 H.B. Christensen et al. / Internasional Jurnal Akuntansi 42 (2007) 341-379
pengumuman period.14 Nilai pasar, buku-ke-pasar nilai, dan utang terhadap nilai pasar
telah dikonfirmasi oleh penelitian sebelumnya berkorelasi dengan biaya yang termasuk dari ekuitas (Botosan & Plumlee, 2005; Chen et al, 2004;. Gebhardt et al, 2001;. Gode & Mohanram,
2003) dan, oleh karena itu, dimasukkan sebagai variabel kontrol. Selain itu, kami mengontrol
pertumbuhan yang ditunjukkan oleh pertumbuhan penjualan dan profitabilitas yang ditunjukkan oleh operasi-profit margin. Itu sama regresi Persamaan. (15) diterapkan menggunakan ΔICEPEG sebagai variabel dependen. Itu koefisien λ1 memberikan hubungan antara Pr dan jangka panjang perubahan dalam biaya modal, setelah mengendalikan perubahan di berbagai perusahaan-spesifik atribut pada periode yang sama. Di H1B kita menganggap bahwa harus ada hubungan negatif antara Pr dan jangka panjang perubahan biaya modal. Ini lagi berdasarkan asumsi bahwa perusahaan lebih tinggi Pr memiliki kemiripan yang lebih besar untuk perusahaan Jerman yang mengadopsi rezim akuntansi internasional dan karena itu memiliki manfaat ekonomi bersih pada adopsi IFRS.


5. Hasil Analisi
Hipotesis H1A mengasumsikan ada hubungan positif antara tingkat perusahaan Inggris dari kesamaan dengan karakteristik Jerman pengadopsi IFRS sukarela dan mereka harga saham reaksi terhadap pengumuman yang berkaitan dengan adopsi IFRS wajib. Hipotesis H1B mengasumsikan bahwa jangka panjang perubahan dalam biaya modal perusahaan Inggris setelah wajib IFRS keputusan adopsi berhubungan negatif dengan derajat mereka kesamaan dengan karakteristik pengadopsi sukarela Jerman

6. Kesimpulan, Keterbatasan, dan saran
Berdasarkan IFRS sebenarnya perusahaan Jerman-standar akuntansi pilihan, dan menunjukkan bahwa proxy ini dapat memprediksi penampang variasi konsekuensi ekonomi dari IFRS wajib adopsi di Inggris.
Menggunakan metodologi event-studi, kami menemukan bukti bahwa reaksi harga saham di Inggris perusahaan untuk pengumuman yang menguntungkan (tidak menguntungkan) untuk adopsi IFRS wajib adalah positif (Negatif) terkait dengan proxy kami atas kesediaan perusahaan Inggris 'untuk mengadopsi IFRS. Untuk meningkatkan ketahanan kita juga mempelajari perubahan jangka panjang dengan biaya yang termasuk dari ekuitas perusahaan Inggris setelah keputusan untuk mandat IFRS. Kami menemukan bahwa perubahan dengan biaya yang termasuk dari ekuitas berhubungan negatif dengan proxy kami atas kesediaan perusahaan Inggris 'untuk mengadopsi IFRS. Berdasarkan dua
metodologi, kita menyimpulkan bahwa cross-sectional variasi konsekuensi ekonomi dari
wajib IFRS adopsi oleh perusahaan-perusahaan Inggris dapat diprediksi dengan kesediaan mereka untuk mengadopsi IFRS ditunjukkan oleh tingkat kesamaan karakteristik dengan IFRS sukarela Jerman dan USGAAP pengadopsi.
Dengan demikian, IFRS wajib memiliki efek yang berbeda pada biaya modal tergantung pada perusahaan karakteristik. Perusahaan dengan karakteristik yang mirip dengan pengadopsi sukarela Jerman memiliki lebih besar keuntungan dari harmonisasi akuntansi internasional dan khususnya dari wajib IFRS adopsi.
Penelitian ini juga memberikan bukti tentang informasi yang terdapat dalam akuntansi perusahaan kebijakan komitmen. Kami menunjukkan bahwa komitmen yang dibuat di satu negara dapat digunakan untuk memprediksi konsekuensi ekonomi dari peraturan wajib di negara lain. Tentu saja, beberapa faktor mungkin kurang dipindahtangankan dari Jerman ke Inggris, mengingat fakta bahwa kedua negara diselidiki berbeda dalam pendekatan mereka dengan peraturan akuntansi, dengan ini Inggris hukum yang umum, peraturan yang lebih mirip dengan IFRS dari kode-peraturan hukum Jerman.
Dengan demikian, sedangkan literatur sebelumnya umumnya berpendapat bahwa pengurangan relatif dalam biaya modal adalah berkaitan dengan peningkatan kualitas dalam kerangka hukum, studi ini menunjukkan bahwa manfaat relatif yang setidaknya sebagian dijelaskan oleh faktor-faktor spesifik perusahaan.

1

IFRS, Sudahkah Merakyat di Indonesia?

Published at 21.30 in

Mahasiswa Ekonomi khusus nya jurusan akuntansi, jangan sampai tidak pernah dengar tentang IFRS, meski PSAK sudah sangat akrab di telinga kita.
Mungkin tidak semua orang peduli dengan apa itu IFRS dan apa hubungannya dengan PSAK tapi perlu diketahui dunia terus berputar dan perkembangan akan semakin pesat. Sebelum kita mengulas apa itu IFRS sebaiknya kita tengok sejenak perkembangan standar Akuntansi di Indonesia berikut:
1. Di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansi yang dipakai. Indonesia memakai standar (Sound Business Practices) gaya Belanda.
2. Sampai Thn. 1955 = Indonesia belum mempunyai undang – undang resmi / peraturan tentang standar keuangan.
3. Thn. 1974 = Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang disebut dengan prinsip Akuntansi.
4. Thn. 1984 = Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi.
5. Akhir Thn. 1984 = Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari IASC.
6. Sejak Thn. 1994 = IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS.
7. Thn. 2008 = diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan.
8. Thn. 2012 = Ikut IFRS sepenuhnya?

Sekarang pada perkembangannya dapat kita lihat sendiri, bahwa ditahun 2012 ini tidak menutup kemungkinan semua perusahaan di Indonesia telah menerapkan prinsip IFRS dalam penyajian informasi laporan keuangan perusahaannya.

Apa itu IFRS??
IFRS adalah tata cara bagaimana perusahaan menyusun laporan keuangannya. Teknik untuk menyusun laporan keuangan dibutuhkan standar.



IFRS di Indonesia

Latar belakang adanya IFRS sebagai tombak subtitusi PSAK yang selama ini menjadi standar dalam penyajian laporan keuangan di Indonesia bermula saat IFRS menjadi salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum, Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November 2008 secara prinsip-prinsip G20 yang dicanangkan sebagai berikut:
1. Strengthening Transparency and Accountability
2. Enhancing Sound Regulation
3. Promoting integrity in Financial Markets
4. Reinforcing International Cooperation
5. Reforming International Financial Institutions
International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah sebuah standar yang kerangka dan interprestasinya diadopsi oleh Accounting Standards Board (IASB). Banyak standar membentuk bagian dari IFRS yang dikenal lebih dahulu, yaitu International Accounting Standards (IAS) yang diterbitkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh International Accounting Standards Committee (IASC). Dan pada tanggal 1 April 2001 diambil alih tanggung jawabnya oleh IASB untuk menetapkan Standar Akuntansi Internasional. Yang kemudian IASB terus mengembangkan standar menyebut standar IFRS baru.
IFRS dianggap sebagai “prinsip-prinsip berdasarkan” peraturan luas terdiri dari:
1. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) – standar yang dikeluarkan setelah tahun 2001.
2. Standar Akuntansi Internasional (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum 2001.
3. Interpretasi berasal dari interpretasi Pelaporan Keuangan Internasional Komite (IFRIC) – yang diterbitkan setelah tahun 2001.
4. Berdiri Interpretasi Committee (SIC) – yang diterbitkan sebelum 2001.
5. Kerangka Penyajian dan Penyusunan Laporan Keuangan.
IFRS digunakan di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa, Hong Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Afrika Selatan, Singapura, dan Turki. Sejak 27 Agustus 2008, lebih dari 113 negara di seluruh dunia, termasuk seluruh Eropa, saat ini membutuhkan atau mengizinkan pelaporan berdasarkan IFRS. Sekitar 85 negara-negara membutuhkan IFRS pelaporan untuk semua, perusahaan domestik yang terdaftar. Sedangkan di Indonesia sendiri perusahaan asing maupun domestic telah mulai menerapkan prinsip IFRS dan diharapkan tahun 2012 ini telah benar-benar merakyat dengan menerapkan prinsip IFRS sepenuhnya.

0

Good Corporate Governance

Published at 05.29 in

Perusahaan dengan pertumbuhan yang baik sehingga dapat berkembang dan memajukan usahanya tentu tidak dengan mudah dapat dicapai. Diperlukan kerjasama yang baik pada semua pihak. Sebelumnya pernahkah anda mendengar tentang perusahaan yang telah menerapkan good corporate governance dalam operasional usahanya. Semakin baik perusahaan menerapkan prinsip yang ada dalam good corporate governance maka akan mempunyai pengaruh yang baik bagi perekonomian sebuah Negara.
Apa itu Good corporate governance atau yang disingkat GCG?? Mungkin tidak semua orang tau pengertian dari CGG itu sendiri, berikut pengertian dari Good corporate governance adalah upaya atau kerjasama dari semua pihak yaitu stakeholder dan stockholder untuk sistem pengendalian dan pengaturan perusahaan. Good Corporate Governance memang menyangkut orang (moralitas), etika kerja, dan prinsip-prinsip kerja yang baik.
Melihat peristiwa ekonomi yang cukup menghebohkan pada tahun 2009 yaitu kasus bank century. Dimana terjadi kucuran dana yang aliran nya meninmbulkan banyak tanda Tanya. Apabila kita melihat dari prinsip good corporate governace, mungkinkah hal itu bias terjadi.
Dalam good corporate governance terdapat lima prinsip yang seharusnya diterapkan dalam perusahaan guna mendukung pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang baik dalam sebuah Negara. Adapun kelima prinsip tersebut adalah:
Transparancy
Perusahaan sebaiknya mengungkapkan bagaimana kondisi keuangan dengan sebenarnya.
Fairness
GC yang baik mensyaratkan adanya perlindungan untuk hak minoritas.
Accountability
Ada pengawasan yang efektif berdasarkan keseimbangan kekuasaan antara pemegang saham, komisaris, dan direksi.

Responsibility
kepatuhan perusahaan pada peraturan dan undang-undang yang berlaku.
Etika Kerja
Bagaimana etika kerja benar-benar disadari dan diterapkan oleh semua pihak dalam perusahaan.

0

Etika kita Cerita kita

Published at 11.15 in

“Andai ku Gayus tambunan..yang bisa pergi ke bali..jreng..jreng”, begitulah kira-kira sepenggal lirik lagu yang berjudul Andai aku jadi gayus tambunan yang dibawakan secara akustik oleh seorang mantan napi bernama Bona Paputungan. Masih lekat sekali di ingatan saya waktu itu lagi ngetop-ngetop nya lagu ini. video klip nya ramai di lihat masyarakat Indonesia di media social YouTube, saya sendiri ikut penasaran gimana sih video klip nih lagu yang lagi ramai-ramai nya dibicarakan orang saat itu. Tadinya saya berfikir. Ahh….paling sama seperti sebelumnya orang-orang heboh liat video lipsinc keong racun sinjo(sinta-jojo) Ketika saya menonton tv dan gak sengaja liat sekilas cuplikan video lagu itu. Saya pun penasaran dan langsung nyalain laptop, pasang modem terus melihatnya di YouTube. Pertama kali melihat videoklip itu di YouTube saya sampai tertawa terbahak-bahak, lucu banget video klip nya tapi sarat dengan makna yang tersirat. Kreatif !!
Berlatar pada kasus mafia pajak yang saat itu sedang gencar-gencarnya diberitakan oleh seluruh insan media pada saat itu. Saya pun tertarik untuk menulis tentang judul diatas Etika kita, Cerita kita. Masih ingat kah anda kasus mafia pajak yang aktor utama nya bernama Gayus Tambunan, berdasarkan berita-berita yang saya simak di media, kasus mafia pajak ini bermula saat ditemukannya sejumlah uang yang nilai nya milyaran rupiah yang ada di rekening milik gayus dan seperti yang diberitakan, gayus pun sempat melarikan diri ke luar negeri sampai akhirnya kembali ke Indonesia. Tak berhenti sampai disitu, kita sempat di hebohkan juga dengan kepergian gayus ke bali untuk menonton pertandingan tenis bersama istri nya, padahal saat itu dia sedang menjalani pemeriksaan hukum. Dalam tulisan ini saya tidak membahas awal mula kasus gayus sang mafia pajak hingga perkembangan kasus tersebut hingga saat ini. Cerita singkat diatas hanya sebagai intro sekaligus ilustrasi tentang etika seseorang dalam menjalani profesinya.
Etika, apa itu etika? apakah sama pengertiannya dengan etiket? Tentu saja berbeda. Etika adalah moral sedangkan etiket adalah sopan santun. Dalam profesi apapun etika sangat penting dalam menjalani kehidupan ini, bagaimana tidak. Apa jadinya dan bisa dibayangkan apabila seseorang tidak lagi memiliki etika. Tentu dia akan melakukan segala sesuatu tanpa memandang baik buruknya, positif dan negative dari hal yang dia kerjakan. Misalnya, seorang akuntan yang tidak memenuhi prinsip kode etik dikatakan melanggar etika yang berlaku sebagai akuntan. Meski dia hanya tidak memenuhi salah satu prinsip, misalnya dalam kode etik akuntan ada yang namanya prinsip kerahasiaan. Yaitu dimana seorang akuntan haruslah menjaga rahasia yang ada yang sesuai dengan kode etik. Namun apabila seorang akuntan tersebut tidak menjaga atau tidak memenuhi prinsip kerahasiaan tadi maka dapat dikatakan dia telah melakukan tindakan yang melanggar hukum. Etika adalah moral dan moral yang kita miliki akan selalu melekat pada diri kita, sehingga akan membuahkan cerita, baik atau buruknya cerita bergantung pada diri kita sendiri untuk menanmkan nilai-nilai kebaikan sebagai investasi bagi pemeliharaan moral yang baik.

0

Kode Etik Akuntan Indonesia

Published at 09.57 in

Apabila mendengar kata kode etik yang terlintas dalam benak saya adalah sekumpulan peraturan yang menjadi standarisasi dalam sebuah organisasi.tapi bagaimana apabila kode etik tersebut menyangkut sebuah profesi yang mana menyangkut tentang pekerjaan seseorang, pada saat ini banyak kita temui berbagai macam profesi, dan pada kesempatan kali ini saya akan mengulas tentang kode etik seorang akuntan. Yah..seorang akuntan.dalam ilmu kedokteran kita mengenal profesi seorang dokter yang bertugas memeriksa,memberikan diagnosa lalu dengan diagnosa tersebut akan diketahui penyakit apa yang diderita seorang pasien dan obat apa yang diberikan. Begitupun dalam ilmu akuntansi. Seorang akuntan, misalnya dalam perusahaan akuntan public yang berprofesi sebagai auditor sama hal nya dengan seorang dokter namun object nya adalah laporan keuangan perusahaan.
Mengingat begitu pentingnya proses dari pemeriksaan agar menghasilkan informasi yang bermanfaat maka dalam profesi seorang akuntan, ada delapan prinsip yang harus dipenuhi. Prinsip tersebut antara lain:
1. Tanggung jawab Profesi
2. Kepentingan Publik
3. Integritas
4. Obyektifitas
5. Kompetensi dan kehati-hatian professional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional
8. Standar teknis

Pada suatu hari sepulang kuliah, saya dan teman saya membicarakan tentang kursus dan workshop, kami pun ternyata memiliki keinginan yang sama untuk mengikuti kursus pajak brevat A, B dan C tapi mengingat mahalnya biaya yang dikeluarkan, sepertinya keinginan tersebut masih sebatas wacana. Saat angkutan umum yang kami tumpangi melewati kantor IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) tiba-tiba teman saya berkata,” kenapa kita gak coba ikut kursus di IAI??” saya pun berfikir sejenak, dan menjawab.” Bagus juga, mungkin kita bisa sekalian sharing sama senior-senior akuntan disana”. Obrolan itu pun terus berlanjut sampai kami tersadar bila sudah sampai tempat tujuan. Sampai pada ke esokan harinya saya masih berfikir tentang kantor IAI tersebut. Bukan karena lokasinya dekat dengan kampus tapi karena menjadi seorang akuntan adalah salah satu impian saya setelah saya lulus kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan. sungguh menyenangkan tentunya apabila bisa tergabung di IAI. Itu selintas yang ada dalam fikiran saya. Sepertinya sesuatu yang keren bisa tergabung di IAI. Tapi untuk menjadi seorang akuntan dan bekerja sebagai auditor tentu bukan hal yang mudah, paling tidak mulai saat ini saya harus mengetahui implementasi dari kedelapan prinsip tersebut agar sesuai dengan kode etik akuntan Indonesia. Dalam hidup ada yang namanya keberuntungan atau sebuah kebetulan, yah..kebetulan yang tak disangka-sangka pada saat saya sedang online yahoo messenger salah satu teman saya yang saat ini bekerja di kantor akuntan public dia juga sedang online. Seketika, saya pun menyapanya dan obrolan pun berlansung kesana-kemari dengan seru. Sebut saja namanya kak Amar karena dia dua tahun lebih tua dari saya dan sudah dua tahun yang lalu pula dia lulus kuliah, tentu setidaknya dia memiliki pengalaman di dunia kerja yang lebih banyak dibandingkan dengan saya yang masih mahasiswa. disela-sela obrolan kami saya sempat menanyakan tentang delapan prinsip kode etik akuntan Indonesia.
Me : kak, ribet gak sih kerja jadi auditor?? (saat saya mengawali percakapan)
Kak Amar : gak kok dek, pas udah dijalanin pasti kita terbiasa dengan sendirinya.
Me : kaka tau kan, kalo ada delapan prinsip kode etik akuntan, saya masih bingung maksud dari kedelapan prinsip kode etik itu ka, jelasin dong ka secara singkat dan garis besarnya aja…hehehe ( berharap dapat penjelasan, saya berkata dalam hati).
Kak Amar : waahh…calon auditor nih kaya nya…hehee. okee lah dek, jadi gini loh, prinsip pertama itu kan tanggung jawab profesi. Jadi dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Me : ohh gitu, kalo yang prinsip kedua itu kan kak kepentingan public, jadi Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.gitu kan kak??
Kak Amar : yapp..that’s right dan yang prinsip ketiga dan kempat itu kan Integritas dan obyektivitas. Yang mana Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Sedangkan obyektivitas Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.
Me : Wahh…saya jadi makin paham ka, selanjutnya prinsip yang ke lima dan ke enam kan kompetensi dan kehati-hatian professional dan kerahasiaan, jadi dalam kompetensi anggota dapat enunjukan tingakt pencapaian yang mana kehati-hatian dalam menjaga kerahasiaan dari klien.
Ka Amar : Alhamdullilah yah dek kalo gitu, dan selanjutnya prinsip ke tujuh perilaku professional, jadi Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Sedangkan yang terakhir prinsip kedelapan Standar teknis. yang dimaksud dengan standar teknis adalah setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar profesional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh lkatan Akuntan Indonesia (IAI), International Federation of Accountants (IFA), badan pengatur, dan peraturan perundang-undangan yang relevan.
Me : ohh…jadi gitu. Wahh..saya beruntung banget yah bisa online pas kebetulan kaka online YM juga, makasih banget loh kak penjelasannya, Alhamdullah ilmu saya makin bertambah hari ini.
Ka Amar : iyah dek, sama-sama kaka juga senang bisa sharing ilmu dan bermanfaat buat orang lain..hehehe